Minggu, 17 November 2013
Cara Upgrade Galaxy Young GT5360 Android 4.1 Jelly Bean
Assalamualaikum semua ..
Kali ini saya mau kongsi dengan korang tentang Cara Upgrade Galaxy Young GT5360 Android 4.1 Jelly Bean
Sebelum tuw silakan lihat screenshotnya di bawah ,
Antara kelebihan android ini ialah tampilan lebih smoot, lebh ringan, Grafis dan style = ICS/ Jellybean = Samsung Galaxy S, Player musik plus eQualizer dan effect, OTA updater, CPU spy, Dolby surround, Teks sms tanpa batas yang biasanya cukup 3 sms masuk ke MMS, Jelly bean Search, Google Chrome, Holo Launcher, Performa stabil, dll. Apakah kamu tertarik? Langsung ikuti langkah ini :
1. Persiapan
- Pastikan ponsel kamu adalah Samsung Galaxy young s5360
- Pastikan versi Android kamu masih 2.3.5 atau 2.3.6 (Standar pabrik)
- Ponsel harus sudah di Root, jika belum download file Update.Zip ukuran 2 Mb https://my.syncplicity.com/share/dzrv29ruaf/update . , simpan file tersebut di SDcard di luar folder, Masuk Menu –Settings –Applications –Development –USB Debugging di cetang, kemudian Matikan ponsel, Hidupkan dengan menekan Tombol power On/off, Tombol volume atas dan tombol Home hingga masuk ke Recovery mode , Gulir kebawah menggunakan Tombol volume bawah dan Pilih Apply update from SDcard menggunakan tombol Home, Cari file bernama Update.Zip , ketemu, pilih dan klik OK, selesai pilih Reboot , Ponsel selesai di Root.
- Backup Kontak ke Gmail, Backup SMS dan aplikasi terinstal ke SD Card menggunakan aplikasi Backup, download di Googplay, hapus aplikasi Link2sd atau aplikasi sejenis jika ada.
- Download kedua file di bawah ini dan simpan di SDcard “diluar folder”
CWW_recover 1.3 Mb https://my.syncplicity.com/share/dcj0jg2una/CWM-ucupbudug
Dan ini filenya yg paling penting JELLYBLASTV3.signed.Zip 123 Mb https://my.syncplicity.com/share/ze5tfrqaqh/JELLYBLASTV3.signed
Pastikan bateri anda 80% keatas ..
Setelah semua persiapan di atas selesai, sekarang kita masuk ke cara pemasangan upgrade jelly bean 4.1.
2. Cara Upgrade ke Jelly bean
- Matikan ponsel
- Hidupkan kembali dengan cara menekan secara bersamaan Tombol power on/off, tombol Volume atas dan tombol Home hingga masuk pada Recovery mode ,
Catatan : Di dalam Recovery mode kamu hanya bisa menggunakan Tombol Power on/off sebagai Kembali, Tombol Volume atas/bawah sebagai Gulir ke atas atau ke bawah dan Tombol HOME sebagai OK atau Pilih.
- Pilih Aplly update from SDcard
- Pilih CWM-ucupbudug.Zip maka kamu akan masuk ke CWM Recovery mode
- Pilih WIPE Data/Cache kemudian pilih Yes – Delete All
- Pilih WIPE Cache Partition kemudian pilih Yes – Wipe cache
- Pilih Install Zip from SDcard
- Cari menggunakan tombol gulir/ tombol Volume Atas/bawah tulisan yang bernama JELLYBLASTV3.Signed.Zip , ketemu? Klik OK/Pilih dan tunggu hingga proses penginstalan selesai.
- Setelah proses instal selesai, kembali dan pilih Rebooting, maka ponsel kamu akan melakukan 2x proses Reboot,
- Selesai dan selamat menikmati Samsung Galaxy Young s5360 Android OS Jelly bean 4.1.
Penting ! Reboot kali pertama akan mengambil masa lebih kurang 5 minit .. Jadi jangan terlampau kelam kabut tunggu sehingga ponsel anda keluar ke halaman utama samsung ..
Ingat ! Do at your own risk ! !
Sekarang korang da boleh enjoy android 4.1 ini ..
Kali ini saya mau kongsi dengan korang tentang Cara Upgrade Galaxy Young GT5360 Android 4.1 Jelly Bean
Sebelum tuw silakan lihat screenshotnya di bawah ,
Antara kelebihan android ini ialah tampilan lebih smoot, lebh ringan, Grafis dan style = ICS/ Jellybean = Samsung Galaxy S, Player musik plus eQualizer dan effect, OTA updater, CPU spy, Dolby surround, Teks sms tanpa batas yang biasanya cukup 3 sms masuk ke MMS, Jelly bean Search, Google Chrome, Holo Launcher, Performa stabil, dll. Apakah kamu tertarik? Langsung ikuti langkah ini :
1. Persiapan
- Pastikan ponsel kamu adalah Samsung Galaxy young s5360
- Pastikan versi Android kamu masih 2.3.5 atau 2.3.6 (Standar pabrik)
- Ponsel harus sudah di Root, jika belum download file Update.Zip ukuran 2 Mb https://my.syncplicity.com/share/dzrv29ruaf/update . , simpan file tersebut di SDcard di luar folder, Masuk Menu –Settings –Applications –Development –USB Debugging di cetang, kemudian Matikan ponsel, Hidupkan dengan menekan Tombol power On/off, Tombol volume atas dan tombol Home hingga masuk ke Recovery mode , Gulir kebawah menggunakan Tombol volume bawah dan Pilih Apply update from SDcard menggunakan tombol Home, Cari file bernama Update.Zip , ketemu, pilih dan klik OK, selesai pilih Reboot , Ponsel selesai di Root.
- Backup Kontak ke Gmail, Backup SMS dan aplikasi terinstal ke SD Card menggunakan aplikasi Backup, download di Googplay, hapus aplikasi Link2sd atau aplikasi sejenis jika ada.
- Download kedua file di bawah ini dan simpan di SDcard “diluar folder”
CWW_recover 1.3 Mb https://my.syncplicity.com/share/dcj0jg2una/CWM-ucupbudug
Dan ini filenya yg paling penting JELLYBLASTV3.signed.Zip 123 Mb https://my.syncplicity.com/share/ze5tfrqaqh/JELLYBLASTV3.signed
Pastikan bateri anda 80% keatas ..
Setelah semua persiapan di atas selesai, sekarang kita masuk ke cara pemasangan upgrade jelly bean 4.1.
2. Cara Upgrade ke Jelly bean
- Matikan ponsel
- Hidupkan kembali dengan cara menekan secara bersamaan Tombol power on/off, tombol Volume atas dan tombol Home hingga masuk pada Recovery mode ,
Catatan : Di dalam Recovery mode kamu hanya bisa menggunakan Tombol Power on/off sebagai Kembali, Tombol Volume atas/bawah sebagai Gulir ke atas atau ke bawah dan Tombol HOME sebagai OK atau Pilih.
- Pilih Aplly update from SDcard
- Pilih CWM-ucupbudug.Zip maka kamu akan masuk ke CWM Recovery mode
- Pilih WIPE Data/Cache kemudian pilih Yes – Delete All
- Pilih WIPE Cache Partition kemudian pilih Yes – Wipe cache
- Pilih Install Zip from SDcard
- Cari menggunakan tombol gulir/ tombol Volume Atas/bawah tulisan yang bernama JELLYBLASTV3.Signed.Zip , ketemu? Klik OK/Pilih dan tunggu hingga proses penginstalan selesai.
- Setelah proses instal selesai, kembali dan pilih Rebooting, maka ponsel kamu akan melakukan 2x proses Reboot,
- Selesai dan selamat menikmati Samsung Galaxy Young s5360 Android OS Jelly bean 4.1.
Penting ! Reboot kali pertama akan mengambil masa lebih kurang 5 minit .. Jadi jangan terlampau kelam kabut tunggu sehingga ponsel anda keluar ke halaman utama samsung ..
Ingat ! Do at your own risk ! !
Sekarang korang da boleh enjoy android 4.1 ini ..
Kamis, 14 November 2013
Titrasi Asam Basa
Titrasi asam-basa sering disebut
juga dengan titrasi netralisasi. Dalam titrasi ini, kita dapat menggunakan
larutan standar asam dan larutan standar basa. Pada prinsipnya, reaksi yang
terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu :
Reaksi
netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida
sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan konsep lain
reaksi netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton
(asam) dengan penerima proton (basa).
Dalam
menganalisis sampel yang bersiaft basa, maka kita dapat menggunakan larutan
standar asam, metode ini dikenal dengan istilah asidimetri. Sebaliknya jika
kita menentukan sampel yang bersifat asam, kita akan menggunkan lartan standar
basa dan dikenal dengan istilah alkalimetri.
Dalam
melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat mengamati perubahan pH,
khususnya pada saat akan mencapai titik akhir titrasi, hal ini dilakukan untuk
mengurangi kesalahan dimana akan terjadi perubahan warna dari indikator lihat
Gambar 15.16.
Analit
bersifat asam pH mula-mula rendah, penambahan basa menyebabkan pH naik secara
perlahan dan bertambah cepat ketika akan mencapai titik ekuivalen (pH=7).
Penambahan selanjutnya menyebakan larutan kelebihan basa sehingga pH terus
meningkat. Dari Gambar 15.16, juga diperoleh informasi indikator yang tepat
untuk digunakan dalam titrasi ini dengan kisaran pH pH 7 – 10 (Tabel 15.2).
Pamanfaatan
teknik ini cukup luas, untuk alkalimetri telah dipergunakan untuk menentukan
kadar asam sitrat. Titrasi dilakukan dengan melarutkan sampel sekitar 300 mg
kedalam 100 ml air. Titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0.1 N dengan
menggunakan indikator phenolftalein. Titik akhir titrasi diketahui dari larutan
tidak berwarna berubah menjadi merah muda. Selain itu alkalimetri juga
dipergunakan untuk menganalisis asam salisilat, proses titrasi dilakukan dengan
cara melarutkan 250 mg sampel kedalam 15 ml etanol 95% dan tambahkan 20 ml air.
Titrasi dengan NaOH 0.1 N menggunakan indikator phenolftalein, hingga larutan
berubah menjadi merah muda.
Teknik
asidimetri juga telah dimanfaatkan secara meluas misalnya dalam pengujian
boraks yang seringa dipergunakan oleh para penjual bakso. Proses analisis
dilakukan dengan melaruitkan sampel seberat 500 mg kedalam 50 mL air dan
ditambahkan beberapa tetes indikator metal orange, selanjutnya dititrasi dengan
HCl 0.1 N.
Titrasi
merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat
lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan
berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh
bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi
redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan
lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa)
Zat yang
akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di
dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut
sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun
titrant biasanya berupa larutan.
Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam
basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam
basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant
ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (
artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan
ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat
titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat
volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa
menghitung kadar titrant.
Cara
Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara
umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai
pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian
membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi.
Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai
indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi
dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi,
pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya
cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat
tambahan, dan sangat praktis.
Indikator
yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya
dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan
umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk
memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat
mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih
indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan
dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut
sebagai “titik akhir titrasi”.
Rumus Umum
Titrasi
Pada saat
titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa,
maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen
asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen
diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus
diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam =
NxV basa
Normalitas
diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada
asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam =
nxVxM basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
Jenis-jenis
Titrasi Asam Basa
Titrasi Asam Basa: Basa Lemah
Vs Asam Kuat
Titrasi basa lemah dan asam kuat adalah analog dengan titrasi asam lemah dengan basa kuat, akan tetapi kurva yang terbentuk adalah cerminan dari
kurva titrasi asam lemah vs basa kuat. Sebagai contoh disini adalah titrasi 0,1 M NH4OH 25 mL dengan 0,1 HCl 25 mL dimana reaksinya
dapat ditulis sebagai:
NH4OH + HCl -> NH4Cl + H2O
Kurva titrasinya dapat ditulis sebagai berikut:
Kurva titrasi 0,1 M
NH4OH dengan 0,1 M HCl
Pada awal titrasi dalam Erlenmeyer hanya terdapat NH4OH, karena NH4OH
adalah basa lemah maka tidak semua akan terionisasi untuk mencari pH nya maka
kita gunakan rumus:
[OH-] = (10exp-5 x 0,1 )exp1/2
[OH-] = 10-3 M
pH = 11
Setelah titrasi berlangsung maka akan terbentuk sistem buffer disebabkan
dalam larutan sekarang terdapat NH4OH dan NH4Cl. Pada saat ini kurva titrasi
berada pada daerah yang landai dan pH larutan ditentukan oleh pebandingan
[NH4Cl]/[NH4OH].
Pada titik tengah titrasi yaitu setengah jumlah mol baik HCl dan NH4OH
bereaksi maka [NH4Cl] akan sama dengan [NH4OH] akibatnya pH akan sama dengan
pKb (ingat persamaan Henderson-Hasselbalch. Kb NH4OH adalah 10-5.
pH = pKb = 5
Pada saat titik ekuivalen dicapai maka dalam larutan sekarang hanya
terdapat NH4Cl adalah garam dari asam kuat dan basa lemah sehingga dalam
larutan akan terhidrolisis parsial dengan reaksi sebagai berikut:
NH4Cl -> NH4+ + Cl-
NH4+ + H2O -> NH4OH + H+
Dalam larutan sekarang akan bersifat asam disebabkan terdapat H+ dari
hidrolisis parsial NH4Cl. pH larutan dapat dihitung dengan persamaan:
[H+] = { (10exp-14/10exp-5) }exp1/2 . 0,05
[H+] = 7.07.10-6 M
pH = 5,15
karena pH pada titik ekuivalen titrasi NH4OH dengan HCl jatuh pada kisaran
pH 5,15 maka indicator yang memenuhi trayek pH ini adalah metil merah yang memiliki trayek pH 4,4 sampai
dengan 6,2 atau juga bisa digunakan metil orange (MO) yang trayek pHnya 3,1 –
4,4.
Titrasi Asam Basa:
Asam Lemah VS Basa Kuat
Asam lemah yang dicontohkan disini adalah asam asetat CH3COOH (biasanya
kita singkat menjadi HOAc) dan dititrasi dengan basa kuat NaOH. Reaksi yang
terjadi dapat ditulis sebagai berikut:
HOAc + NaOH -> NaOAC + H2O
Dan kurva titrasi
antara 0,1 M HOAc 50 mL dengan 0,1 M NaOH
50 mL dapat digambarkan sebagai berikut:
Kurva titrasi 0,1 M
CH3COOH dengan 0,1 M NaOH
Pada saat sebelum
titrasi dalam Erlenmeyer hanya terdapat
asam asetat. HOAc adalah asam lemah sehingga dalam laruta tidak terdisosiasi
sempurna, dan untuk mencari konsentrasi H+ nya kita menggunaka rumus pH asam
lemah. 0,1 M HOAc dengan volume 50 mL memiliki pH sekitar 3.
pH dihitung dengan rumus:
Setelah titrasi dijalankan dengan penambahan sedikit demi sedikit NaOH maa
dalam larutan akan terbentuk NaOAc sebagai hasil reaksi antara NaOH dan HOAc.
Dalam larutan sekarang terdapat HOAc yang belum bereaksi serta NaOAc sehingga
terbentuk sistem buffer. pH larutan pun sedikit demi sedikit beranjak naik
sebagai fungsi perubahan perbandingan [OAc-]/[HOAc].
Penambahan 10 mL NaOH 0,1 M pada analit HOAc akan merubah pH larutan
menjadi 4,3 (hitung pH dengan persamaan Henderson-Hasselbalch).
pH = 5 + log 0,0167/0,067
pH = 4,3
Pada titik tengah titrasi dimana setengah dari jumlah total mol baik NaOH
dan HOAc telah bereaksi maka konsentrasi OAc- akan sama dengan konsentrasi HOAc
( [OAC-] = [HOAc] ) sehingga pH nya akan sama dengan pKa yaitu 5.
pH = 5 + log 0,033/0,33
pH = 5
Pada titik ekuivalen, HOAc habis bereaksi dan sekarang kita mempunyai
larutan NaOAc. NaOAc adalah garam yang dibangun dari basa kuat dan asam lemah,
sehingga dalam air akan terhidrolisis sebagian dengan reaksi sebagai berikut:
NaOAc -> Na+ + OAc-
OAc- + H2O -> HOAc + OH-
Adanya OH- sebagai akibat hidrolisis parsial NaOAc akan menyebabkan pH
larutan menjadi bersifat basa, sehingga pH pada titik ekuivalen titrasi asam
lemah dan basa kuat adalah basa, dan pHnya ditentukan oleh konsentrasi NaOAc.
[OH-] = { (10exp-14/10exp-50 }exp1/2 . 0,05
[OH-] = 7.07.10-6 M
pOH = -log 7.07.10-6 M = 5,15
pH = 14 – 5,15 = 8,85
Jadi pH larutan pada saat titik ekuivalen adalah 8,85. pH ini adalah berada
pada trayek pH indicator pp oleh sebab itu titrasi asam asetat dengan NaOH
dipakai indicator pp. Jika indicator MO dipakai maka warnanya akan berubah
begitu titrasi dimulai dan secara gradual berubah menjadi warna pada kondisi
basa pada sekitar pH diatas 6 sebelum titik akhir titrasi di capai. Oleh sebab
itulah maka indicator titrasi asam lemah yang diapaki adalah indicator yang memiliki transisi perubahan warna pada kisaran pH 7 sampai 10 dan indicator pp memenuhi
kriteria ini.
Dengan penambahan NaOH maka OH- dari hasil hidrolisis NaOAc dapat diabaikan
sebab OH- dari NaOH yang akan mendominasi. Oleh sebab itu adanya penambahan
NaOH maka pHnya ditentukan oleh konsentrasi OH- dari NaOH dengan demikian pHnya
semakin naik ke pH basa.
Titrasi Asam Basa: Asam Kuat VS
Basa Kuat
Titrasi
asam basa melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan bereaksi
dengan basa dalam jumlah yang ekuivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi asam
basa selalu asam kuat atau basa kuat. Titik akhir
titrasi mudah diketahui dengan membuat kurva titrasi yaitu plot
antara pH larutan sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan.
Sebagai
contoh titrasi asam kuat dan basa kuat adalah titrasi HCl dengan NaOH. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
HCl
+ NaOH -> NaCl + H2O
H+
+ OH- -> H2O
Reaksi umum
yang terjadi pada titrasi asam basa dapat ditulis sesuai dengan reaksi kedua
diatas. Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O sehingga hasil akhir titrasi
pada titik ekuivalen pH larutan adalah netral. Kurva titrasi antara 50 mL HCl
0,1 M dengan 50 mL NaOH 0,1 M dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini:
Kurva Titrasi 0,1 M HCl dengan 0,1 M
NaOH
Pada awal
sebelum titrasi berlangsung maka dalam Erlenmeyer hanya terdapat 0,1 M HCl
shingga pH larutan adalah 1. Selanjutnya setelah proses titrasi berlangsung
maka pH meningkat sedikit demi sedikit dikarenakan jumlah H+ yang semakin
berkurang. Sebagai perbandingan saja jika 90% HCl telah bereaksi dengan NaOH
maka konsentrasi H+ dalam larutan berkisar 5,3.10-3 M dan pHnya
adalah 2,3, dan secara gradual pHnya akan meningkat sampai pada saat titik
ekuivalen diperoleh. Pada titik ekuivalen maka pH larutan adalah sama dengan 7,
dalam larutan hanya terdapat NaCl dan H2O.
Penambahan
NaOH selanjutnya akan membuat pH semakin meningkat dari konsentrasi 10-7 M
untuk OH- hingga bisa mencapai 10-3 M hanya dengan penambahan 5 mL
NaOH saja.
Pada kurva
titrasi diatas ditunjukkan 2 penggunaan indicator yaitu metil orange (MO) dan
fenolthalein (PP). Untuk titrasi HCl dan NaOH diatas maka digunakan indicator
pp disebabkan trayek pH indicator pp adalah 8,3 – 10 dimana
trayek pH ini adalah dekat dengan pH titik ekuivalen titrasi HCl-NaOH yaitu
pada pH 7. Pemilihan indicator yang baik adalah setidak-tidaknya antara -1 pH
titik ekuivalen sampai dengan +1 pH titik ekuivalen. Indikator lain yang bisa
dipakai adalah Bromothymol blue.
Jika kita
pergunakan indicator MO maka titik akhir titrasi akan terjadi terlebih dahulu
sebelum titik ekuivalen tercapai. Hal ini tentu saja akan membuat perhitungan
analisa kita jauh dari akurat.
Bila yang
dipergunakan sebagai titer adalah HCl maka kurva titrasinya adalah kebalikan
dari kurva titrasi HCl-NaOH diatas.
Langganan:
Postingan (Atom)